Suatu hari ada Tuhan berbincang-bincang kepada seorang bayi di surga

on Rabu, 30 Maret 2011
Suatu hari ada Tuhan berbincang-bincang kepada seorang bayi di surga. Tuhan berkata “Anakku pada akhirnya Aku akan mengirimu ke dunia untuk melaksankan tugas mu”
Si bayi menjawab “Tapi aku masih ingin bersamaMu; jangan jauhkan diriku daripadaMu”
Tuhan menjawabnya dengan senyum “Pergilah nak kau mempunyai tugas untuk menjalani hidup yang telah Kurencanakan bagimu. RencanaKu indah untuk hidupmu”
Si bayi kembali berbicara “Tapi dunia adalah tempat yang kejam dan penuh dengan penderitaan. Aku takut untuk berada di tempat itu”
Tuhan menjawab dengan penuh kasih sayang “Aku tidak pernah menciptakan sesuatu yang buruk; dunia itupun Kuciptakan baik adanya. Bilamana terdapat kegelapan di dunia itu Akupun masih memberikan damai sejahtera dan kasih sayang diantara orang-orang itu.
Si bayi masih kembali berbicara “Jikalau aku dikirim kesana pastilah aku seorang diri. Tak sanggup aku bersama dalam kesendirianku lebih baik aku bersamaMu disini”
Tuhan sungguh sabar menjawab dengan lembut “Tenanglah nak kau tidak sendirian Aku mengirimu bersama malaikat terbaikku. Dia yang akan menjagamu selalu dan selalu melindungimu suka dan duka”
Si bayi pun tertunduk bersedih dan dengan lirih bertanya “Apakah aku masih bisa bertemu dengan-Mu dan ingat selalu pada-Mu setelah ini?”
Tuhan menjawabnya dengan senyum “Malaikatku akan selalu menceritakan tentang diri-Ku dan malaikatku juga akan menunjukan jalan untuk pulang kepada-Ku”
Si bayi pun akhirnya bersedia menerima tugas yang diberikan kepadanya. Namun sebelum pergi ia kembali terakhir kalinya “Bolehkan aku tahu siapakah nama malaikat itu”. Si bayi memejamkan mata lalu
Tuhanpun menjawab “Namanya…… Ibu……”
Ya, benar Ibulah malaikat yang diberikan Tuhan untuk kita.
Dia mengemban tanggung jawab yang Tuhan berikan kepadanya yaitu ‘kita’.
Di saat ingin lahir Ibu bersedia menderita kesakitan dan mempertaruhkan nyawa agar kita dapat terlahirkan dengan selamat ke dunia. Ketika bayi dia rela terjaga di malam hari agar kita dapat tertidur lelap. Ketika bertumbuh menjadi anak-anak dia rela mengorbankan waktunya demi kebahagiaan dan kepentingan kita bahkan rela berbagi jatah makan saat kita lapar. Ketika beranjak remaja Ibu rela mengorbankan keringatnnya serta airmatanya agar kita memperoleh masa depan yang cerah dan tidak terjebak dalam gaya hidup yang sesat. Ketika kita beranjak dewasa, pelukan hangat selalu terbuka dan penghiburannya selalu tersedia manakala badai masalah menerpa kita.
Maka dari itu berbaktilah kepada Ibumu, hormatilah dia, dan bahagiakan dia.
Sebelum semuanya terlambat. Jika dia telah tiada hilanglah kesempatanmu untuk berbakti kepadanya dan hanya penyesalanlah yang tersisa.
Kasihnya besar bagi kita semua. Benarlah sebuah kalimat yang mengatakan bahwa…

0 komentar:

Posting Komentar

About Us

Diberdayakan oleh Blogger.